Home Artikel Rohani Kristen Manusia dan Tuhan Kasih Karunia vs Injil Plus | Renungan Harian

Kasih Karunia vs Injil Plus | Renungan Harian

Kasih Karunia vs Injil Plus | Renungan Harian

Oleh: Dr. Donald Siahaan

Shalom warga kerajaan sorga…

1.      PANGGILAN PAULUS & Kasih Karunia

“Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Tuhan, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati.” (Galatia 1:1)

Kitab Galatia ditulis oleh Rasul Paulus, yang disebut pada ayat 1 bahwa ia menjadi rasul bukan karena keinginannya, keinginan orang tuanya, keinginan gurunya Gamaliel, atau keinginan manusia. Ia menjadi rasul karena Yesus dan Bapa memilih dan memanggilnya untuk menjadi pemberita Injil Kristus yang bertema kasih karunia. Jadi, bahkan kerasulan Paulus penulis Galatia pun adalah KASIH KARUNIA Tuhan bagi dia, bagi jemaat Galatia dan bagi kita pembaca kitab Galatia yang mau percaya berita tersebut.

2.      SUMBER dan MAKNA Kasih Karunia

“Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Tuhan Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Tuhan dan Bapa kita.” (Galatia 1:3 & 4)

a.       SUMBER. Kasih karunia itu bersumber dari Yesus dan Bapa sekaligus dan dicurahkan bagi jemaat Galatia dan kita yang percaya berita dalam kitab Galatia sebagaimana tertulis dalam ayat 3. Kasih karunia itu berasal dari Bapa karena Bapa yang berkehendak, merencanakan kita keluar dari dunia jahat ini, masuk ke dalam KERAJAAN SORGA. Kasih karunia dimungkinkan kita peroleh karena Yesus telah melakukan proses penyelamatan kita dari dunia jahat ini dengan tindakan heroik-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya.

b.      MAKNA. Kasih karunia diperlukan karena kita tidak dapat lepas dari kuasa dosa dan maut, dari dunia yang jahat ini dengan USAHA kita sendiri. Kita telah menjadi budak dosa dan kejahatan. Harga dosa-dosa kita memang sangat mahal: KEMATIAN. Harga ini tidak dapat kita bayar. Itu yang dikerjakan Yesus, melepas kasih karunia Bapa melalui diri-Nya kepada kita supaya kita lepas dari jerat dosa dan lepas dari dunia jahat. Dengan kematian Kristus dan kebangkitan-Nya, akar dosa telah dicabut dari hidup kita (jadi, walaupun sesekali kita berbuat dosa, itu bukan karena kita kehilangan keselamatan; ibarat luka dalam tubuh kita, kuman lukanya sudah dimusnahkan tapi parut/bekas luka dan sedikit rasa sakit masih terlihat dan terasa). Dengan kasih karunia Kristus, kita telah pindah dari “dunia yang jahat” (di mana si Iblis jadi rajanya) ke “kerajaan sorga” (di mana Tuhan menjadi Rajanya).

3.      INJIL PLUS: menyepelekan bahkan meniadakan kasih karunia.

“Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.” (Galatia 1:6 & 7)

Jemaat Galatia terpengaruh oleh “Injil lain”, di antaranya berita bahwa keselamatan memang di dalam Yesus tapi perlu ditambah dengan sunat, melakukan perayaan agama Yahudi, memelihara tradisi lama yang tidak cocok lagi dengan perjanjian baru dalam Yesus Kristus. Ini yang disebut Injil Plus. Pada jaman sekarang, Injil Plus itu di antara: keselamatan= Yesus plus tradisi gereja (ekaristi, baptisan, berbahasa roh dll.). Tidak ada yang salah dengan baptisan, berbahasa roh, perjamuan kudus; tapi bukan itu yang menyelamatkan. (ingat: Injil kasih karunia berarti hanya Kristus bukan plus lainnya yang menyelamatkan). Injil Plus juga berarti: Yesus plus perbuatan baik, hidup kudus, hidup melayani dsb.. Memang sepatutnya orang Kristen berbuat baik dan hidup kudus serta melayani, tapi KASIH KARUNIA berarti keselamatan hanya dalam Yesus, hal berbuat baik, hidup kudus dan melayani adalah hasil dari keselamatan itu bukan syarat keselamatan itu. Apalagi kalau ada yang mengatakan keselamatan adalah YESUS plus tradisi adat kekafiran. Wow, makin jauh dari kebenaran. Jadi, tidaklah benar bila warga kerajaan sorga hidup dalam kasih karunia tapi mengandalkan berkat dan keselamatan dari manusia (misal tulang dalam tradisi batak), orang tua, apalagi orang pintar. Hanya Bapa dan Yesus sumber kasih karunia dalam hidup kita.

4.      PAULUS meninggalkan tradisi nenek moyang demi kasih karunia.

“Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.” (Galatia 1:14)

Sesungguhnya, bila Injil Plus diperkenankan, Paulus lebih layak melakukannya. Ia adalah penganut agama Yahudi yang fanatik sebelum dipanggil Tuhan Yesus di jalan ke Damaskus. Ia adalah pelaku adat istiadat nenek moyangnya dengan rajin. Tapi bagi Paulus, Injil kasih karunia Yesus jauh lebih mulia dan ia meninggalkannya di belakang (dalam arti, ia tidak lagi hidup dengan tradisi agama dan adat istiadat). Inilah berita Injil sejati, kasih karunia dalam Yesus Kristus melepaskan kita dari ikatan tradisi agama dan adat istiadat. Tradisi yang benar, yang sesuai dengan Injil Yesus itu yang dikerjakan. Begitulah Paulus menghargai kasih karunia.

Seberapa besar anda menghargai kasih karunia Yesus? Adakah engkau telah terbebas dari tradisi hidup yang salah di masa lalu (keterikatan terhadap dosa, kebisaaan hidup yang tidak membangun misalnya merokok, narkoba, game, dll.). Adakah engkau terikat dengan tradisi agama yang membuatmu picik melihat sesama saudara yang tidak sealiran cara beribadah (hal berdoa, hal dibaptis, hal melayani).

TERIMA dan HARGAILAH KASIH KARUNIA YESUS KRISTUS DAN TUHAN BAPA KITA.