Home Artikel Rohani Kristen Manusia dan Tuhan Keluar Dari Naungan Maut Masuk Ke Dalam Kerajaan Sorga

Keluar Dari Naungan Maut Masuk Ke Dalam Kerajaan Sorga

Keluar Dari Naungan Maut Masuk Ke Dalam Kerajaan Sorga

Nas Utama: Maz 107:10, Roma 5:12-21, Mat 4:16, Maz 23:4

Bagian A. Kondisi manusia, dalam naungan kuasa maut, kerajaan maut 

Maut dan keadaan manusia. Mayoritas pemberitaan di media akhir-akhir ini adalah kabar buruk:  bayang-bayang kematian akibat sakit penyakit yang semakin intensif melanda umat manusia di antaranya karena gaya hidup (degerative diseases: JK, diabetes mellitus, kanker, dsb.); kerusakan alam (penggundulan hutan, emisi gas rumah kaca, kenaikan suhu bumi, dsb.); ancaman kekurangan sumberdaya di masa depan (bahan bakar minyak, bahan pangan dan sandang, dsb.) membayangi kehidupan generasi mendatang; moralitas yang semakin buruk ditandai dengan seks bebas yang marak dan terbuka, perselingkungan & perceraian yang meningkat, sodomi kepada anak-anak, pembunuhan dengan alasan sederhana, korupsi yang merejalela apapun posisi/jabatannya. Wahyu 6:8 menggambarkan akhir jaman yang mengerikan tentang aktivitas sang maut melalui pedang (peperangan), pangan (kelaparan), penyakit (sampar), alam (binatang-binatang buas).

Maut menjalar & berkuasa. Bayang-bayang maut yang menaungi peradaban manusia ini merupakan akumulasi kejatuhan manusia dalam dosa. Alkitab menggambarkan maut itu sebagai sesuatu yang menjalar (Roma 5:12) dan berkuasa (Roma 4:14). Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa ada kutuk atas manusia dan alam (Kej 3:16-19), catatan kejahatan manusia dimulai dan berkembang. Kain yang religius membunuh Habel karena panas hati dan muka muram (Kej 4:1-16), dalam religi ada bayang-bayang maut seperti yang terjadi pada perang salib/sabil, perang di Irlandia Utara, gerakan Ku Klux Khan, kerusuhan Poso dan kejadian di Israel sekarang. Umur manusia merosot dari kekal menjadi kurang seribu tahun pada 10 generasi pertama (Kej 5, 6:3), lalu tinggal 200-an tahun pada 10 generasi kemudian (Kej 7-8), lalu 120 tahun bahkan menderita bila lewat 70 tahun; bukti bahwa tubuh manusia ‘kalah’ dengan alam ditandai dengan penuaan dan penyakit. Sebagian bahkan mati lebih muda karena kekurangan (semak duri) dalam kehidupannya dalam beragam bentuk: rezeki yang minim, perjuangan hidup yang melelahkan, alam yang tidak bersahabat bahkan teknologi buatan manusia yang membawa petaka. Bayang-bayang maut berkuasa dan menjalar ke seluruh bumi.

Bayang maut dalam realitas hidup. Kenyataan bayang-bayang maut itu terjadi dalam hidup di sekitar kita di antaranya: pergumulan dosa (keterikatan terhadap perilaku berdosa yang tidak dapat dilepaskan), persoalan dalam rumah tangga, merosotnya (dekadensi) moral terutama pada kaum muda, persaingan hidup yang semakin berat (sekolah, pekerjaan), sakit penyakit yang menimpa, sulitnya merubah lingkungan kerja yang korup dan tidak produktif. 

Usaha manusia keluar dari bayang-bayang maut. Manusia mencari cara untuk menghambat penjalaran dosa dan kuasa ini: ajaran kebaikan, penyucian diri, ilmu pengetahuan, metafisika, dsb.; tapi tidak pernah satu manusiapun berhasil menjadi bebas dari dosa dengan kekuatannya sendiri. Manusia mencari cara untuk mengatasi ketuaan dan kematian; ilmu pengetahuan katanya menyediakan ilmu kedokteran untuk mengatasi penyakit, toh tidak satu manusiapun hidup lebih dari seribu tahun kecuali Henoch (Kej 5:24) dan Elia (2 Raja 2:11). Kelompok manusia pun berharap pada pemimpin baru dengan visi dan misi yang sepertinya menyelesaikan sebagian masalah hidupnya; misalnya dengan Pilpres kemarin: namun toch itu bukan solusi tuntas. Para ilmuan pun mengakui bahwa alam semesta sedang menuju kebinasaannya (terjadinya peningkatan nilai entropi semesta, artinya penurunan energi total yang menjadi sumber keteraturan dan kehidupan di bumi).

Bagian B. Penawaran Tuhan: Kerajaan Sorga

Adakah jalan keluar? Paulus berkata dalam Roma 7:5, 23,24 … Aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku; agar berbuah bagi maut. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?

Yesus dan kabar baik. Tanpa intervensi Sumber Kehidupan, kehidupan umat manusia yang berada di ambang pintu gerbang jurang maut akan semakin gelap. Maut adalah kuasa yang mengikat dan menghisap kehidupan manusia. Manusia berada dalam kerajaan Maut. Yesus Sang Kehidupan, berinkarnasi menjadi manusia, dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Mark 1:91-11) dan memberitakan kabar baik penuh kesukaan (Mark 1:15), hadirnya kerajaan sorga dengan tanda-tanda: pembebasan (bagi orang-orang miskin, tawanan dan tertindas), penglihatan (bagi orang-orang buta),  kesembuhan (bagi orang-orang sakit). Kasih karunia Tuhan dalam Yesus Kristus jauh lebih besar dari hukuman dosa dan kuasa maut yang mendera manusia (Roma 5:15).

Kasih Karunia yang membawa Terang. Kasih karunia Tuhan dalam Yesus memberi hidup (bukan kematian & bayang-bayang maut) dan berkuasa (bukan diperbudak) (Roma 5:17). Dalam Kristus, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang (Mat 4:16). Terang itu, menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera (Luk 1:79). Hingga pada akhirnya, maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api (Wahyu 1:18). Itulah kematian yang kedua: lautan api (Wayhu 20:4).

Maut dikalahkan, tanpa sengat. Kalaupun kita mati atau hidup dalam keadaan seolah-olah dikuasai oleh maut karena hidup benar (II Kor 4:11-12, 11:23; Roma 8:36,38), sebagai orang benar dalam Kristus, alam maut tidak akan menguasainya (Mat 16:18; bandingkan dengan Lazarus vs orang kaya dalam Lukas 16:23; 2 Tim 1:10, Yoh 5:24). Yesus berkata: “Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.” (Yohanes  8:51-52). Maut tidak lagi mempunyai sengat atas hidup orang benar (1 Kor 15:55).

Bagian C: Apa pilihanmu?

Perbudakan si Jahat. Adakah hidupmu seperti bangsa Israel dalam perbudakan di Tanah Mesir? Tertindas, bekerja keras tapi tidak menikmati hidup? Tanpa kuasa? Iblis yang menguasai kerajaan dunia telah menjadikan hidupmu tertawan, tertindas?

Berputar-putar di padang gurun. Adakah hidupmu seperti bangsa Israel di padang gurun. Walaupun telah terbebas dari kuasa Iblis dan antek-anteknya, namun karena kedagingan menjadikan hidupmu berputar-putar di tanah tandus(Roma 8:6)? Hidup tidak dapat dinikmati karena apa yang anda usahakan sepertinya lenyap begitu saja oleh hedonisme, penyakit, kebutuhan yang tak terduga?

Sejahtera di Tanah Perjanjian. Maukah engkau hidup dalam kerajaan Tuhan? Seperti Israel hidup di tanah perjanjian, penuh anggur dan susu! Tuhan menyediakan kecukupan bahkan kelimpahan karena kasih karuniaNya! Tuhan menjadi Raja dan Sumber Kehidupanmu dalam kekekalan! Tuhan adalah Gembala, yang membaringkanmu di padang yang berumput hijau; di air yang tenang, segar jiwamu. Sekalipun melintas lembah maut, tidak takut bahaya; sebab Dia Gembalamu.

DOA KEPUTUSAN

BILA HIDUPMU DIPERBUDAK: Bapa di Sorga, saya bersyukur menyadari bahwa hidupku masih dalam perbudakan (sebutkan: dosa, bila ada kebiasaan dosa yang tidak dapat engkau atasi; iblis: bila ada ikatan si jahat yang engkau tidak lepaskan). Darah Domba Paskah yaitu Yesus Kristus telah tercurah darahNya untuk melepaskanku dari kutuk dan akibat kuasa dosa/iblis. KebangkitanNya menghidupkan rohku dan hidup dalam kebebasan ilahi di dalam KerajaanMu Bapa. Amin.

BILA HIDUPMU GERSANG SEPERTI DI PADANG GURUN. Bapa di surga, saya mengakui bahwa hidupku dalam kegersangan karena hidup bersandar pada pengetahuanku sendiri, berjalan dalam kedaginganku dan perasaanku tumpul terhadap kasihMu yang menyembuhkan itu. Hari ini, saya menaklukkan kubu-kubu pertahanan dalam pikiranku kepada Kristus, perasaanku diperbaruhi dengan hati yang dilembutkan; Engkau bertahta sebagai Raja di dalam hidupku. Rohku menjadi bebas dalam ketaatan kepada pimpinan Roh Kudus. Pimpinlah hidupku ya Tuhan di padang rumput kehidupan yang melimpah; ke air tenang firmanMu yang menyegarkan jiwa. Dan aku tidak takut di lembah kelam kehidupan karena Engkau besertaku. Damai sejahtera saja yang kualami sepanjang jalan hidupku. Amin.

DS 072014